Senin, 10 Februari 2014

TIDAK MENJADI TAKUT


Waktu Ώ̶̲̣̣̥к̲̣̣̥ü takut, Ώ̶̲̣̣̥к̲̣̣̥ü ini percaya kepadaMu; kepada Allah, yang firman-Nya kupuji, kepada Allah aku percaya, aku tidak takut. Apakah yang dapat dilakukan manusia terhadap aku? #Mzm. 56:4-5

Tidak ada seorangpun manusia Ɣĝ tdk pernah merasa takut. Rasa takut adalah hal yang sangat manusiawi. Jadi, jika ada Ɣĝ berkata tidak pernah  merasa takut, itu adalah sebuah kebohongan.

Dalam KBBI, kata 'takut' memiliki arti sebagai rasa gentar atau kengerian menghadapi sesuatu yang dianggap akan mendatangkan bencana. Sebagai contoh, akibat hujan yang terus-menerus melanda Jakarta, banyak masyarakat Jakarta yang ketakutan karena dampak dari hujan yang terus menerus mengakibatkan banjir. Rasa takut yang lain adalah ketika seseoang memiliki utang yang banyak, ketakutan karena tidak bisa membayar utangnya. Ketakutan karena terkena penyakit menular dan lain-lain. Ada banyak faktor pemicu, mengapa seseorang mengalami ketakutan yang luar biasa. Daud, Sipemazmur dalam nats ini juga pernah mengalami ketakutan yang sangat dahsyat.Dalam 1 Samuel 21:10-15, kita dapat melihat bagaimana Daud harus melarikan diri sampai di kota Gad, karena raja Saul berikhtiar untuk membunuhnya. Di kota Gatpun, Daud tidak bisa hidup tenang. Dia sangat takut dikenali banyak orang, sehingga dia berpura-pura sakit ingatan (amnesia) dan berpura-pura gila.

Hal yang sama barang tentu, sudah pernah kita alami. Saya teringat saat saya dan suami berangkat ke Nias harus naik pesawat. Suami saya sangat takut naik pesawat. Terlebih lagi harus 3 kali ganti pesawat baru sampai ke Nias. Biasanya setelah kami turun dengan selamat, ia akan menjabat tangan saya. Ketika saya menjenguk saudara yang mengalami keracunan obat, saya melihat dia sangat ketakutan. Ia sangat takut tidak akan tertolong lagi. Banyak ketakutan-ketakutan yang kita alami yang membuat kita tidak mampu berpikir rasional, jernih dan mengandalkan Tuhan. 

Namun dlm àyat ini kita dpt melihat bhw si pemazmur (Daud) dpt mengatasi segala ketakutannya. Dalam Mazmur 56 ini, Daud mengungkapkan rahasianya mengapa ia tidak takut lagi. Rahasianya adalah: PERCAYA KEPADA ALLAH.

Pertama, Percaya bahwa Allah pasti mendengar seruan kita (mzm.56:2-5).Daud mengungkapkan bahwa ketika ia meminta pertolongan kepada Allah untuk dikasihani, tidak sedikitpun ia mengalami rasa kurang percaya dalam dirinya. Daud sepenuhnya percaya bahwa Allah mendengar seruan hatinya. Berbeda mungkin dengan kita saat ini. Kebanyakan kita mengaku percaya, bahwa Allah mendengar kita. Namunpun demikian, kebanyakan kita mengalami kebimbangan apakah Tuhan mendengar seruan kita? Dan biasanya ketika apa yang kita serukan kepada-Nya tidak kunjung ada jawaban-Nya, kita menjadi lemah dan merasa sudah tidak ada jawaban atas apa yang kita pintakan kepada-Nya. kita lupa bahwa ada kalanya Tuhan menjawab, sabar, tunggu sejenak atau mungkin langsung dijawab ya dan mungkin tidak sama sekali. Kita tidak perlu berkecil hati. Bukan berarti Allah tidak mendengar, melainkan Tuhan tepat pada waktu-Nya bukan pada waktu kita.

Kedua, dalam ketakutan harus percaya bahwa Allah ada dipihak kita (mzm. 56:6-12). dalam ayat 10, Daud berkata: "pada waktu aku berseru aku yakin Allah ada dipihakku." Daud tidak meragukan cara Tuhan menolongnya. Ia sadar bahwa Allah ada dipihaknya, sehingga dia tidak perlu takut kepada para lawannya. Kitapun harus yakin bahwa Allah peduli kepada kita. Bahkan pada persoalan yang bagi kita mustahil ada jalan keluarnya. Kita tidak perlu takut dalam menghadapi berbagai persoalan, karena Allah memberi kita bukan Roh ketakutan. dalam 2 Timotius 1:7 dikatakan "Allah memberikan kepada kita bukan roh ketakutan, melainkan roh yang membangkitkan kekuatan, kasih dan ketertiban." Jadì, jgn pernah takut dan meragukan cara Tuhan dalam menolong kita.

Ketiga, dalam ketakutan harus percaya bahwa Allah pasti meluputkan (membebaskan) kita dari segala persoalan (mzm. 56:13-14).

Ingàt, PERCAYA tidak hanya sekedar percaya, karena setanpun percaya bhw Allah ada. PERCAYA hrs disertai dengan keyakinan yang teguh, dgn demikian kita pasti àkan menerima karya Allah dlm hidup kita,              

‎​♡†☀Å♏έN☀†♡.

Minggu, 09 Februari 2014

DIA HANYA SEJAUH DOA

BILA KAU RASA GELISAH DI HATIMU
BILA KELAM KABUT TAK MENENTU HIDUPMU
INGAT MASIH ADA S’ORANG P’NOLONG BAGIMU
YESUS TAK PERNAH JAUH DARIMU

BILA COBAAN MENGGODAI HATIMU
BILA SENGSARA MENIMPA KEADAANMU
INGAT YESUS TAKKAN PERNAH JAUH DARIMU
DIA S’LALU PEDULIKAN KAMU

BERSERU MEMANGGIL NAMA-NYA
BERDOA DIA ‘KAN SEG’RA MENGHAMPIRI DIRIMU
PERCAYA DIA TAK JAUH DARIMU
DIA HANYA SEJAUH DOA

TIADA YANG MUSTAHIL BAGI TUHAN YESUS

Tiada yang mustahil bagi Tuhan Yesus
Tiada yang mustahil bagi Dia
Semua pasti jadi oleh Tuhan Yesus
Tiada yang mustahil bagi Dia

Yang lemah dikuatkan, yang susah dihiburkan
Yang sakit disembuhkan oleh kuasa firman

Tiada yang mustahil bagi Tuhan Yesus
Tiada yang mustahil bagi Dia
Semua pasti jadi oleh Tuhan Yesus
Tiada yang mustahil bagi Dia

BUTUH DIPULIHKAN?

Lalu TUHAN memulihkan keadaan Ayub, setelah ia meminta doa untuk sahabat-sahabatnya, dan TUHAN memberikan kepada Ayub dua kali lipat dari segala kepunyaannya dahulu...#ayub42:10.

Hidup terus menerus di dlm penderitaan bukanlah hal yang mudah. Apakah itu menderita karena kemiskinan, penyakit yang tak kunjung sembuh, difitnah orang sehingga hrs masuk ke dlm penjara, dll. Tidak jarang byk orang mengambil jalan pintas dengan mencuri, membunuh, bunuh diri dll, utk mengakhiri penderitaannya.

Tetapi dalam renungan kita hari ini, mengisahkan bagaimana Ayub, seorang yang saleh, jùjur, takut àkan Allah DAN menjauhi segala kejahatan (Ay. 1:1) mengalami berbagai musibah yang beruntun. Kekayaan yang dimiliki Ayub tidak mampu menghindarkan dirinya dari segala kemalangan DAN penderitaan.

Ayub kehilangan anak-anaknya (ay. 1:19), terkena penyakit barah yang busuk dari telapak kaki sampai batok kepalanya (ày.2:7), ditinggal pergi oleh istrinya DAN dikhianati oleh sahabat2nya. Namun dari kesaksian Alkitab sendiri berkata bahwa sekalipun Ayub tidak menyalahkan orang lain, apalagi menyalahkan Tuhan atas keadaan yang menimpanya.

Mungkin ŞA̶̲̥̅̊A̶̲̥̅̊Τ̅ ini kita mengalami musibah DAN kemalangan. Kita ditinggal pergi oleh orang-orang yang kita kasihi, dikhianati oleh sahabat kita. Dikucilkan DAN tidak dianggap. Bahkan kita menganggap bahwa penderitaan yang sdg kita alami tidak kunjung berlalu, sdgkan kita sudah berusaha secara maksimal utk terus bergantung DAN berharap kepada Tuhan. Pertolongan belum juga menghampiri kita DAN akhirnya mulai tidak percaya diri, menyalahkan Keluarga, teman2 DAN bahkan menyalahkan Tuhan.

Tidak ada kata terlambat dalam kamusnya Tuhan. Pertolongan-Nya selalu tepat waktu dalam hidup kita. Kita percaya bahwa Tuhan sanggup menolong dan memulihkan kita, namun ketidak sabaran membuat semuanya seakan tidak adak ada lagi pertolongan. Ayub 42 menjelaskan pada kita, apa rahasia Ayub dipulihkan Tuhan. Mari kita baca, renungkan DAN terapkan agar kita dipulihkan Tuhan juga.
♡†Å♏έN†♡.

PEMERAN UTAMA ATAU PEMERAN PEMBANTU?


“Karena pada hari ini aku memerintahkan kepadamu untuk mengasihi TUHAN, Allahmu, dengan hidup menurut jalan yang ditunjukkan-Nya dan berpegang pada perintah, ketetapan dan peraturan-Nya, supaya engkau hidup dan bertambah banyak dan diberkati oleh TUHAN, Allahmu, di negeri ke mana engkau masuk untuk mendudukinya...” #Ul. 30:16.

Janji Tuhan tidak pernah meleset dalam hidup kita. Selalu tepat sesuai kehendak-Nya. Ia berjanji akan memberkati kita, itu pasti. Memberkati keluarga, usaha, pekerjaan bahkan pelayanan kita. Hal ini juga yang telah dikerjakan TUHAN Allah dalam kehidupan umat-Nya Israel. Ia berjanji akan memulihkan dan menyayangi mereka. Mengumpulkan mereka kembali dari antara segala bangsa. Bahkan sekalipun mereka terserak sampai ke ujung bumi, pasti TUHAN Allah akan mengumpulkan mereka dan masuk ke negeri yang sudah dimiliki nenek moyang mereka (ay. 1-5). Berkat Tuhan mengalir dalam hidup mereka. Tetapi untuk menerima semua apa yang dijanjikan tersebut, kuncinya adalah harus mendengar dan menaati perintah-Nya.

Dalam ayat ini, perintah Tuhan sangat jelas yakni: mengasihi Allah, berjalan sesuai jalan yang ditunjukkan-Nya dan berpegang pada perintah, ketetapan dan peraturan-Nya. Ini merupakan harga yang harus kita bayar. Tuhan tidak meminta harta kekayaan yang kita miliki, sekalipun kita memiliki banyak harta. Dalam hal ini, penting untuk disadari bahwa TUHANlah pemilik hidup kita. Jika Dia memberi perintah maka kita harus melakukannya.

Namunpun demikian, kebiasaan manusia sering lupa ataupun memang tidak mengakui keterlibatan TUHAN sebagai pemeran utama dalam keberhasilan atau kesuksesan hidupnya. Menganggap bahwa apa yang sudah dimiliki, baik itu harta kekayaan, pangkat atau jabatan dan yang lainnya didapatkan melalui usaha yang gigih dan kemampuan diri sendiri. Sekalipun TUHAN dilibatkan tetapi hanya sebagai pelengkap atas keberhasilan tersebut dan bukan pemeran utama. Padahal jikalau kita sadari, mengakui ataupun tidak mengakui, semua harta kekayaan, pangkat atau jabatan yang kita miliki adalah kepunyaan Dia. TUHAN mempercayakan kepada kita untuk mengelolah secara maksimal untuk kelangsungan hidup kita selama di dunia.

Oleh karena Dia pemeran utama dalam hidup kita, penting untuk memposisikan TUHAN pada tempat yang tepat dalam hidup kita. Dengan demikian kita pasti akan mendengar perintah-Nya, mengasihi Dia dan berjalan menurut jalan yang dikehendaki-Nya, Amin.

Sabtu, 08 Februari 2014

KESAKSIANKU: SEMUA OLEH KARENA KASIHNYA

Nama lengkapku Nur Nilam Sarumaha.  Biasa dipanggil Nilam.  Saat ini saya menjalani peranku sebagai seorang istri sekaligus mengelolah sebuah usaha online yang saya beri nama Glow's Shop (Glow's Batik) yang menjual aneka busana pria, wanita dan anak-anak, termasuk tas batik, tas rajutan, dll. Sejak menikah Desember 2009, saya sepakat dengan suami, bahwa saya yang akan pindah ke Yogyakarta.  Namun sebelum pindah ke Yogyakarta, saya terlebih dahulu menyelesaikan tugas dan tanggung jawab pelayananku di daerah Curug, Bogor.  Jadi sejak Akhir Agustus 2010, saya sudah berdomisili di Yogyakarta.
Saya terlahir dari keluarga Kristen, anak kelima dari tujuh bersaudara.  Sejak kecil rajin sekolah minggu.  Di keluargaku sendiri, setiap pagi dan malam menjelang tidur selalu ada biston.  Tetapi semua itu saya ikuti oleh karena memang itu yang berlaku dalam keluargaku.  Makna kekristenan sendiri aku tidak mengerti dan pengorbanan Tuhan Yesus yang telah menyelamatkan juga aku tidak pahami.
Setelah menamatkan Sekolah Dasar, saya pindah dan masuk SMTP ke kota lain (SMTP Negeri  I Gunung Sitoli Kab. NIAS).  Tinggal bersama kakak sulungku yang juga kuliah di kota tersebut.  Saya hanya tinggal sekolah, segala kebutuhanku tidak terlalu aku pikirkan karena kakakku selalu menyediakan semuanya.  Namun semuanya berubah sejak saya naik kelas dua.  Kakakku sudah merampungkan kuliahnya dan akhirnya pulang ke rumah (desa Sifaoro’asi kec. Amandaya kab. NISEL).  Tinggallah saya sendiri bersama dengan teman kakakku yang satu kost dengan kami.  Sejak dari sinilah saya merasakan tentang kasih Tuhan dan pertolongan-Nya.

Jawaban Doa dan Awal Pengenalanku akan Dia

                Sejak kakakku pulang kampung tinggallah saya sendiri bersama teman kakakku yang satu kost dengan kami.  Pada masa itu, transportasi masih sangat sulit sekali.  Jangankan ada HP, Pos juga masih sangat sulit menjangkau daerah-daerah pedesaan.  Surat yang saya kirim juga bisa berminggu-minggu bahkan bulanan baru sampai. Tidak jarang, suratku tidak disampaikan kepada keluarga, sehingga saya hanya bisa menunggu dan menunggu.  Makhlum saya hanya titipkan pada supir kendaraan jurusan kampung halamanku.  Jika mereka berbaik hati maka akan di sampaikan ke orang tuaku.
                Suatu hari, kami kehabisan beras.  Bumbu dapur dan minyak kompor juga sudah habis.  Sepeser uang tidak ada ditanganku.  Teman kakakku yang satu kost denganku juga berkata bahwa ia tidak memiliki uang.  Hari pertama saya masuk sekolah dengan tidak makan. Hari kedua demikian juga.  Saya merasa lemah sekali.  Akhirnya dihari ketiga, sepulang sekolah aku merasa sangat lemah dan berasa mau pingsan.  Saya hanya bisa menangis seorang diri.  Teman kakakku yang satu kost dengan kami masih di kantor tempat ia bekerja. Saat itu saya merasa sendiri dan tidak ada orang yang perhatian padaku.  Akhirnya sekitar jam tiga sore, saya bangkit dan mengunci semua pintu. Yang saya lakukan saat itu mencoba berdoa kepada Tuhan Yesus.  Sambil berlutut dan terus menangis, saya mengucapkan doa yang tidak beraturan kepada Tuhan.  Saya memohon kiranya Tuhan mau tolong saya.  Selesai berdoa, saya tertidur dan akhirnya sekitar jam 5 sore pintu rumah kost kami diketuk, aku membukakan pintu, ternyata teman kuliah kakak saya yang datang.  Saat itu ia sangat prihatin melihat keadaanku dan memberi uang untuk beli makanan.  Tetapi saya menolaknya karena saya sudah dipesan terlebih dahulu oleh kakakku untuk tidak menerima uang sembarang orang terkecuali keluarga/family yang saya kenal.  Akhirnya teman kuliah kakakku mengingatkan bahwa saya mempunyai famili di kota tersebut.  Sebelumnya kakakku juga pernah tinggal di sana.  Akhirnya saya diantar kesana dan puji Tuhan saya diterima dengan baik, bahkan mereka menyesalkan kejadian tersebut karena saya tidak secepatnya memberitahukan kepada mereka tentang kondisiku.
                Sejak saat itu saya mulai mengerti arti sebuah doa.  Saya mengerti bahwa Tuhan selalu ada dan mendengar apabila aku  berseru kepadaNya.  Ia selalu menjawab apabila aku meminta sesuatu kepadaNya.  Dan saya sangat bersyukur sekali, sehingga sejak saat itu saya terbuka untuk menyerahkan seluruh hidupku kepadaNya.  Inilah awal dari pengenalanku akan Tuhan dan awal komitmenku untuk melayani Dia.

Penyertaan Tuhan Selalu Tepat Waktu

                Sejak saya mengalami kasih Tuhan dan merasakan pertama sekali dalam hidupku, ada banyak hal yang terus menerus Tuhan perbuat dalam hidupku.  Saat itu saya bercita-cita setelah menamatkan SMTA, maka saya akan melanjutkan ke sekolah tinggi theologi.  Namun ternyata saat itu saya diproses sedemikian rupa sehingga saya harus menunggu sampai 5 tahun baru bisa kemudian meneruskan kuliah.  Saya tidak patah semangat, saya selalu menanti dan berharap bahwa suatu saat pasti saya akan sekolah juga. 
                Akhirnya kesempatan itu tiba dan saya bisa meneruskan sekolah lagi.  5 tahun memang bukan waktu yang singkat namun saya percaya bahwa pertolongan Tuhan itu selalu tepat waktu.  Dari tahun 2000 saya mulai kuliah di Sekolah Tinggi Teologi Agapes Jakarta.  Saat itu, ada kekuatiran dalam diriku bahwa aku tidak akan mampu untuk mengikuti kegiatan kelas, mengingat banyak teman-teman yang baru lulus SMA langsung kuliah.  Tetapi hal itu tidak membuat saya minder, sembari terus berdoa dan berharap kepada Tuhan, saya juga belajar dengan tekun.  Puji Tuhan, karena saya termasuk salah satu mahasiswa yang memiliki indeks prestasi  bagus, pada tahap pertama kuliah, saya sudah mendapatkan sponsor untuk uang kuliah.  Bukan hanya itu saja yang Tuhan sediakan.  Semua kebutuhan saya selalu tercukupi setiap bulannya.  Saya bersyukur, karena saya tidak terlalu membebani kedua orangtuaku untuk biaya-biaya kuliahku. 
                Setelah selesai tahun 2004, saya sebenarnya memiliki kerinduan untuk terus kuliah dan mengambil S-2. Namun kerinduan itu harus tertunda dan belum bisa saya wujudkan. Akhirnya, saya bersama seorang teman, dipercayakan oleh sebuah yayasan Kristen untuk membuka kembali sebuah sekolah yang telah ditutup di daerah curug, Bogor.  Diawal pelayanan kami, kami merasakan betapa sulitnya mendapat kepercayaan dari masyarakat setempat, mengingat Sekolah tersebut ditutup oleh karena sebuah kasus.  Namun kami tidak patah semangat, sembari terus berdoa, kami juga berusaha terus menerus mengunjungi setiap rumah.  Puji Tuhan, dari tahun ke tahun akhirnya  jumlah murid bertambah. Dan pelayanan anak dan orang tua menjadi bagian dari sekolah tersebut.
            Dipenghujung tahun 2009, saya menikah dan harus mengikuti suami yang berdomisili di Yogyakarta. Tugas dan tanggung jawab pelayananku di sekolah, diteruskan oleh teman saya. awal September 2010 saya sudah berdomisili di Yogyakarta. Sejak berdomisili di Yogyakarta, pergumulanku untuk melanjutkan kuliah dijawab oleh Tuhan. Saya kuliah di STTII Yogyakarta. Saya sangat bersyukur menjalani ini semua. Saya bersyukur untuk setiap doa-doa yang Tuhan selalu dengar. Ia memberikan jawaban yang tepat sesuai dengan kebutuhan yang saya perlukan.  Bahkan penyertaan dan pertolonganNya juga tidak pernah terlambat.  SEMUA OLEH KARENA KASIHNYA.