Minggu, 09 Februari 2014

PEMERAN UTAMA ATAU PEMERAN PEMBANTU?


“Karena pada hari ini aku memerintahkan kepadamu untuk mengasihi TUHAN, Allahmu, dengan hidup menurut jalan yang ditunjukkan-Nya dan berpegang pada perintah, ketetapan dan peraturan-Nya, supaya engkau hidup dan bertambah banyak dan diberkati oleh TUHAN, Allahmu, di negeri ke mana engkau masuk untuk mendudukinya...” #Ul. 30:16.

Janji Tuhan tidak pernah meleset dalam hidup kita. Selalu tepat sesuai kehendak-Nya. Ia berjanji akan memberkati kita, itu pasti. Memberkati keluarga, usaha, pekerjaan bahkan pelayanan kita. Hal ini juga yang telah dikerjakan TUHAN Allah dalam kehidupan umat-Nya Israel. Ia berjanji akan memulihkan dan menyayangi mereka. Mengumpulkan mereka kembali dari antara segala bangsa. Bahkan sekalipun mereka terserak sampai ke ujung bumi, pasti TUHAN Allah akan mengumpulkan mereka dan masuk ke negeri yang sudah dimiliki nenek moyang mereka (ay. 1-5). Berkat Tuhan mengalir dalam hidup mereka. Tetapi untuk menerima semua apa yang dijanjikan tersebut, kuncinya adalah harus mendengar dan menaati perintah-Nya.

Dalam ayat ini, perintah Tuhan sangat jelas yakni: mengasihi Allah, berjalan sesuai jalan yang ditunjukkan-Nya dan berpegang pada perintah, ketetapan dan peraturan-Nya. Ini merupakan harga yang harus kita bayar. Tuhan tidak meminta harta kekayaan yang kita miliki, sekalipun kita memiliki banyak harta. Dalam hal ini, penting untuk disadari bahwa TUHANlah pemilik hidup kita. Jika Dia memberi perintah maka kita harus melakukannya.

Namunpun demikian, kebiasaan manusia sering lupa ataupun memang tidak mengakui keterlibatan TUHAN sebagai pemeran utama dalam keberhasilan atau kesuksesan hidupnya. Menganggap bahwa apa yang sudah dimiliki, baik itu harta kekayaan, pangkat atau jabatan dan yang lainnya didapatkan melalui usaha yang gigih dan kemampuan diri sendiri. Sekalipun TUHAN dilibatkan tetapi hanya sebagai pelengkap atas keberhasilan tersebut dan bukan pemeran utama. Padahal jikalau kita sadari, mengakui ataupun tidak mengakui, semua harta kekayaan, pangkat atau jabatan yang kita miliki adalah kepunyaan Dia. TUHAN mempercayakan kepada kita untuk mengelolah secara maksimal untuk kelangsungan hidup kita selama di dunia.

Oleh karena Dia pemeran utama dalam hidup kita, penting untuk memposisikan TUHAN pada tempat yang tepat dalam hidup kita. Dengan demikian kita pasti akan mendengar perintah-Nya, mengasihi Dia dan berjalan menurut jalan yang dikehendaki-Nya, Amin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar