Minggu, 04 Desember 2011

Diburu, tapi tetap bersyukur

Kasihanilah aku, ya Allah, kasihanilah aku, sebab kepada-Mulah jiwaku berlindung; dalam naungan sayap-Mu aku akan berlindung, sampai berlalu penghancuran itu 
(Mazmur 57:2)

Ada banyak hal yang bisa membuat tempat kerja kita menjadi tempat yang tidak menyenangkan.   Mungkin sang atasan yang bersikap otoriter dan gemar merendahkan bawahan.  Rekan kerja yang suka bergosip dan menggunjingkan teman sendiri, senior yang suka menekan dan berlagak dirinya paling benar,  atau beberapa alasan lain yang lebih khusus lagi, yang membuat kita serasa tidak betah lagi, mau berontak, dan yang lebih parah ambil langkah seribu alias keluar dari tempat kerja…..ouuuppss….jangan keburu napsu dulu.  Jika kita berada pada situasi demikian, tidak salah jika saat ini kita belajar dari Daud yang mampu melewati situasi-situasi yang sulit dalam hidupnya.
Lembaga Alkitab Indonesia memberi judul menarik untuk Mazmur 57: “Diburu Musuh, tetapi Ditolong Allah”. Mazmur ini ditulis ketika Daud diburu Saul dan harus melarikan diri ke gua-gua. Ketika itu Daud berseru memohon belas kasihan Allah (ayat 2-4). Ia menceritakan kesulitan yang ia hadapi (ayat 5, 7). Dan, yang menjadi kunci kemenangan Daud adalah: ia terus bersyukur serta berharap kepada kemuliaan, kasih setia, dan kebaikan Tuhan (ayat 6, 7-12).
Kita mungkin tidak diburu musuh.  Tetapi kita diburu atasan yang otoriter, rekan kerja yang tidak mau bekerja sama, atau senior yang gemar menekan dan sok paling benar.  Ada banyak hal-hal lain yang membuat kita tidak nyaman bekerja. Sikap mengomel, mengeluh, menyalahkan keadaan, dan memprotes tidak akan memperbaiki keadaan, bahkan kerapkali justru memperburuk. Ketika kita “diburu” hal-hal demikian, maka tidak salah kita mencontoh Daud. Ia berseru kepada Tuhan dan mengandalkan-Nya. Ia bersyukur dan berharap pada kasih setia Tuhan secara terus menerus dan hasilnya, indah pada waktunya, Tuhan mengangkat Daud menjadi Raja atas Israel.
Kalau Tuhan sanggup menolong Daud, tentu Dia sanggup menolong kita juga. Namun, yang menjadi pertanyaan sudahkah kita mencontoh sikap Daud? Tetap bersikap benar, menjaga hati, dan terus memuliakan Tuhan di tempat kerja atau hanya berkecil hati, merasa tidak mampu, mengeluh dan protes melulu…?  Pilihan ada ditangan kita!!

TEMPAT KERJA ADALAH LADANG DI MANA TUHAN MEMINTA KITA
TAK HANYA MENCARI PENGHIDUPAN TETAPI JUGA MEMPRAKTIKKAN IMAN

Tidak ada komentar:

Posting Komentar